Sanggar
Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) merupakan suatu sanggar yang
mempelajari kesenian dan kebudayaan Aceh. SAKA UGM didirikan pada tanggal 27
Mei 2011 oleh sekelompok mahasiswa UGM yang ingin mengembangkan kesenian daerah
Indonesia, khususnya kesenian Aceh. SAKA beranggotakan mahasiswamahasiswa dari
berbagai fakultas di UGM. Meski tergolong muda, kini ini SAKA UGM tumbuh
menjadi salah satu komunitas kesenian yang cukup terkenal dan telah melahirkan
banyak kiprah yang membanggakan.
SAKA
UGM terus mengepakkan sayapnya untuk tetap melestarikan kebudayaan Indonesia.
Pada bulan November 2015 ini SAKA UGM mendapat kesempatan emas untuk mewakili
Indonesia dalam dua festival internasional di Kota Praha, Czech Republic. XXII
International Art Festival Prague Stars dan XVIII International Festival of
Folklore in Prague.
Dalam
festival internasional ini SAKA UGM menampilkan beberapa tarian Aceh, yaitu
tari Rampoe yang dibawakan oleh penari perempuan untuk penari laki-laki untuk
menampilkan dua tarian yaitu tari Likok Pulo dan Saman. Ada 29 anggota SAKA
yang turut memeriahkan festival ini, terdiri dari 14 laki-laki dan 15
perempuan. Dalam memeriahkan festival ini, SAKA UGM bersanding dengan peserta
dari berbagai negara.
Di
antaranya yaitu negara Rusia, India, Polandia, Ukraina, Yunani, Turki Serbia,
Bosnia, Romania, Slovenia, Montenegro, Italia, Swedia, Moldova, Armenia,
Lithuania, Macedonia, Kroasia, Ceko, Slovakia, Bulgaria, dan Hungaria. Dalam
XXII International Art Festival Prague Stars yang dilaksanakan tanggal 2 hingga
5 November 2015, SAKA UGM meraih prestasi yang sangat membanggakan, yaitu 1st
Place Grand Prix Winner, Highest Valuable Prize for Folklore Category. Kemudian
pada XVIII International Festival of Folklore in Prague yang dilaksanakan
tanggal 5 hingga 8 November 2015, setiap peserta berkesempatan untuk
menampilkan budaya dan kesenian daerah negara masing-masing, namun tidak
dilombakan.
Ketua
SAKA UGM, Fansyuri Jenar Rachman (Ilmu Komputer, 2012) mengatakan ”Kita sangat
bersyukur dan merasa sangat beruntung. Ada begitu banyak hal yang sudah
dikorbankan untuk mempersiapkan penampilan yang terbaik. Persiapan dalam
mengikuti festival ini memakan waktu lebih dari lima bulan. Selama masa
persiapan, kami melakukan latihan rutin tiga sampai empat kali seminggu dan
ditambah dengan sering mengadakan kumpul briefing untuk membahas kesiapan SAKA
dalam mengikuti festival ini”.
Suatu
keberhasilan yang sangat dinanti oleh segenap keluarga SAKA, semua jerih payah
selama ini akhirnya terbayar sudah. Satu langkah awal yang melahirkan banyak
harapan-harapan baik di masa mendatang. Fansyuri menambahkan “Semoga kedepannya
SAKA UGM bisa terus berkarya dan meningkatkan kualitasnya agar dapat
menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk selalu mencintai, menjaga, dan
melestarikan kebudayaan Indonesia. Memperkenalkan kesenian dan kebudayaan tanah
air baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri”. (elva)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar