Minggu, 08 November 2015

SAKA UGM goes International

Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) merupakan suatu sanggar yang mempelajari kesenian dan kebudayaan Aceh. SAKA UGM didirikan pada tanggal 27 Mei 2011 oleh sekelompok mahasiswa UGM yang ingin mengembangkan kesenian daerah Indonesia, khususnya kesenian Aceh. SAKA beranggotakan mahasiswamahasiswa dari berbagai fakultas di UGM. Meski tergolong muda, kini ini SAKA UGM tumbuh menjadi salah satu komunitas kesenian yang cukup terkenal dan telah melahirkan banyak kiprah yang membanggakan.
SAKA UGM terus mengepakkan sayapnya untuk tetap melestarikan kebudayaan Indonesia. Pada bulan November 2015 ini SAKA UGM mendapat kesempatan emas untuk mewakili Indonesia dalam dua festival internasional di Kota Praha, Czech Republic. XXII International Art Festival Prague Stars dan XVIII International Festival of Folklore in Prague.





Dalam festival internasional ini SAKA UGM menampilkan beberapa tarian Aceh, yaitu tari Rampoe yang dibawakan oleh penari perempuan untuk penari laki-laki untuk menampilkan dua tarian yaitu tari Likok Pulo dan Saman. Ada 29 anggota SAKA yang turut memeriahkan festival ini, terdiri dari 14 laki-laki dan 15 perempuan. Dalam memeriahkan festival ini, SAKA UGM bersanding dengan peserta dari berbagai negara.
Di antaranya yaitu negara Rusia, India, Polandia, Ukraina, Yunani, Turki Serbia, Bosnia, Romania, Slovenia, Montenegro, Italia, Swedia, Moldova, Armenia, Lithuania, Macedonia, Kroasia, Ceko, Slovakia, Bulgaria, dan Hungaria. Dalam XXII International Art Festival Prague Stars yang dilaksanakan tanggal 2 hingga 5 November 2015, SAKA UGM meraih prestasi yang sangat membanggakan, yaitu 1st Place Grand Prix Winner, Highest Valuable Prize for Folklore Category. Kemudian pada XVIII International Festival of Folklore in Prague yang dilaksanakan tanggal 5 hingga 8 November 2015, setiap peserta berkesempatan untuk menampilkan budaya dan kesenian daerah negara masing-masing, namun tidak dilombakan.
Ketua SAKA UGM, Fansyuri Jenar Rachman (Ilmu Komputer, 2012) mengatakan ”Kita sangat bersyukur dan merasa sangat beruntung. Ada begitu banyak hal yang sudah dikorbankan untuk mempersiapkan penampilan yang terbaik. Persiapan dalam mengikuti festival ini memakan waktu lebih dari lima bulan. Selama masa persiapan, kami melakukan latihan rutin tiga sampai empat kali seminggu dan ditambah dengan sering mengadakan kumpul briefing untuk membahas kesiapan SAKA dalam mengikuti festival ini”.
Suatu keberhasilan yang sangat dinanti oleh segenap keluarga SAKA, semua jerih payah selama ini akhirnya terbayar sudah. Satu langkah awal yang melahirkan banyak harapan-harapan baik di masa mendatang. Fansyuri menambahkan “Semoga kedepannya SAKA UGM bisa terus berkarya dan meningkatkan kualitasnya agar dapat menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk selalu mencintai, menjaga, dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Memperkenalkan kesenian dan kebudayaan tanah air baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri”. (elva)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar